Rabu, 16 Januari 2008

(Heroik 2) Walangkadungman!!

…setelah memutuskan untuk mengganti daun pisang dengan daun ketela, si ibu itu pun memulai memasak untuk membuat makanan nogosari. Sambil melihat buku “cara benar memasak makanan Nogosari”, bahan-bahannya mulai dicampurkan dan diaduk dalam panci besar diatas tungku raksasa. Karena ibu itu sedang dalam penelitian makanan untuk uji skripsinya, maka beberapa ramuan buatan sendiri juga ikut dicampurkan untuk membuat makanan super duper power dengan bungkus daun ketela. Ramuan ini yang dalam penelitiannya bisa menciptakan sebuah kehidupan baru yang berasal dari tumbuh-tumbuhan??!

Nah, ketika proses pencampuran itu berlangsung, tiba-tiba terdengar suara pintu rumahnya diketuk 3 kali. Ternyata, datang seorang tamu laki-laki yang tidak di kenal. Tamu itu bermaksud menitipkan bayinya agar dirawat hasil dari hubungan gelapnya dengan sesama laki-laki, karena belum ada perempuan (episode sebelumnya). Karena kasihan pada bayi itu, maka si ibu menerima dan mau merawatnya. Setelah mengucapkan terima kasih, laki-laki itu pergi. Namun, sebelum pergi dia sempat meninggalkan pesan untuk ibu itu yang isinya “tolong jaga si ketela ya, suatu saat aku akan mengambilnya kembali”.

Nama bayi itu ternyata KETELA!!.

Karena merengek terus, segera si ibu memberi dia susu dan sedikit demi sedikit memberinya makan dari nogosari yang ternyata sudah matang dari tadi.

(sebagai catatan: penelitian si ibu tentang ramuan yang bisa membuat kehidupan baru itu sukses gagal)

Dilain tempat, ada seorang laki-laki (lagi) yang mempunyai usaha ternak walangkadung. Usaha ini sudah turun temurun dari dari jaman pra sebelum masehi. Orang ini sangatlah baik, konon dia beternak walangkadung bukanlah untuk dijual atau dimakan, tetapi untuk dijadikan anak angkat. Singkat cerita, karena saking senengnya orang tadi dengan walangkadung, para tetangganya memanggil dia WALANGKADUNGMAN!.

Kembali ke ibu Nogosari (panggilan ibu itu setelah sukses berjualan nogosari). Ternyata si ketela itu suka sekali dengan nogosari buatan ibu angkatnya. Sesuai dengan namanya, bukan isi nogosari itu yang membuat dia suka, tapi bungkus makanan itu yaitu daun ketela. Saking sukanya, dalam waktu satu menit dia bisa menghabiskan 100 daun ketela sekaligus. Mulai saat itu, orang mulai meneriakinya dengan sebuah umpatan,

“dasar lu MONSTER DAUN KETELA”.

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam pun berganti HaPe, ketela tumbuh menjadi pemuda yang terus diolok-olek. Karena tidak tahan di ejek terus menerus, si ketela ini sangat marah dan mulai over makan daun ketela. Kalau sebelumnya dia bisa menghabiskan 100 daun dalam satu menit, saat ini ketela dalam satu menit bisa menghabiskan 100 daun ketela!!. Gak ada perubahan emang, tapi karena saat makan dibarengi rasa amarah yang amat sangat, entah bagaimana ceritanya tubuh ketela yang semula kecil tiba-tiba berubah menjadi sangat besar (kira-kira seukuran monster di pilm ultraman). Monster daun ketela pun mulai mengacau kota karena masih marah dengan ejekan para tetangganya. Ucapan ibunya (ibu nogosari) sudah tidak dihiraukannya. Kota rusak parah, gedung bertingkat hancur, jalan rusak, jembatan patah, toilet makin kotor dan orang-orang pun mulai panik dengan ulah monster daun ketela yang merusak pertandingan sepakbola persahabatan antara Arema dengan Persebaya.

Tidak ada yang bisa menghentikan kemarahan monster daun ketela..

Bagaimana nasib dunia selanjutnya?

Apa yang terjadi dengan walangkadungman?

Berapa skor pertandingan Arema dan Persebaya?

…bersambung

Tidak ada komentar: